Hansi Flick berhasil membawa Barcelona keluar dari krisis finansial dan meraih dua trofi bergengsi, sambil membidik final Liga Champions musim ini.
Barcelona — Hansi Flick berhasil membawa Barcelona bangkit dari krisis finansial parah hingga mendekati prestasi besar di kancah sepak bola Eropa.
Selama beberapa tahun terakhir, Barcelona menghadapi tekanan finansial berat, bahkan sempat dikabarkan hampir bangkrut akibat utang yang menumpuk dan beban gaji pemain yang tinggi. Untuk menyelamatkan klub, manajemen di bawah Joan Laporta harus mengaktifkan "tuas ekonomi" dan melepas sejumlah bintang, termasuk Lionel Messi.
Namun, upaya restrukturisasi finansial itu mulai menunjukkan hasil positif, terutama setelah kehadiran Hansi Flick. Saat direkrut pada akhir Mei tahun lalu, pelatih asal Jerman ini bersedia menerima gaji hanya 3 juta euro per musim (sekitar Rp57,6 miliar), nilai yang tergolong rendah untuk standar pelatih top di Liga Spanyol.
Sebagai perbandingan, Carlo Ancelotti di Real Madrid menerima hampir empat kali lipat pendapatan Flick. Meski bergaji kecil, Flick mendapatkan bonus tambahan jika berhasil memenangkan Liga Champions atau Liga Spanyol.
Di bawah asuhannya, Barcelona sudah meraih Piala Super Spanyol dan Copa del Rey dengan menaklukkan Real Madrid di final. Rasio kemenangan Flick dalam partai final tetap sempurna, melanjutkan catatan suksesnya saat melatih Bayern Muenchen pada musim 2019-2020.
Kini, Flick membidik final monumental di Liga Champions. "Saya terkejut dengan sambutan yang saya terima di sini. Kami semua berusaha keras mencapai kesuksesan," ujar Flick usai membawa Barca mengalahkan Madrid di final Copa del Rey di La Cartuja, Sevilla.
Dengan dua laga tersisa menuju final Liga Champions, Barcelona dan Flick optimistis untuk menambah koleksi trofi musim ini.
