Mulai 2028, Jepang akan terapkan pemeriksaan prakedatangan bagi turis bebas visa demi keamanan dan efisiensi pariwisata.
Tokyo – Jepang akan memperkenalkan sistem pemeriksaan prakedatangan bagi wisatawan bebas visa mulai tahun 2028. Kebijakan ini diumumkan untuk mengantisipasi lonjakan wisatawan asing serta meningkatkan efisiensi dan keamanan layanan imigrasi.
Tirukan Sistem ESTA Amerika
Menurut laporan Kyodo News, sistem baru ini akan meniru model Electronic System for Travel Authorization (ESTA) yang diterapkan oleh Amerika Serikat sejak 2001. Lewat sistem ini, wisatawan wajib memberikan informasi pribadi dan rencana perjalanan sebelum berangkat ke Jepang.
Ledakan Kunjungan Wisatawan Asing
Jumlah kunjungan turis asing ke Jepang terus mencetak rekor. Pada 2024, tercatat 36,87 juta wisatawan asing berkunjung—melonjak 47,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh lemahnya yen dan promosi pariwisata melalui media sosial.
Sepanjang kuartal pertama 2025 saja, lebih dari 10 juta wisatawan sudah mengunjungi Jepang. April 2025 mencatat rekor baru dengan 3,91 juta kunjungan, melampaui rekor sebelumnya di Januari.
Target Ambisius Pariwisata Jepang
Pariwisata menjadi sektor andalan dalam strategi pertumbuhan Jepang. Pemerintah menargetkan 60 juta kunjungan turis internasional per tahun pada 2030.
Untuk mencapai target tersebut, Jepang berupaya memperketat sistem skrining tanpa mengganggu kenyamanan wisatawan.
Siapa yang Akan Terdampak?
Sistem baru akan berlaku bagi warga dari 71 negara dan kawasan yang kini dibebaskan dari visa jangka pendek, termasuk Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Indonesia (khusus pemegang e-paspor). Informasi yang wajib disampaikan mencakup nama, tujuan, lokasi kunjungan, dan data pribadi.
Badan Layanan Imigrasi Jepang akan menilai data tersebut sebelum keberangkatan. Jika ditemukan catatan kriminal atau pelanggaran imigrasi sebelumnya, turis bisa dicegah naik pesawat ke Jepang.
Langkah Serius Tingkatkan Keamanan
Jepang mengikuti jejak AS dan Kanada yang sudah lebih dulu menggunakan sistem seperti ini. Tujuannya bukan hanya efisiensi, tapi juga menyaring masuknya individu dengan rekam jejak hukum yang berisiko.