Presiden Prabowo sempat meramalkan potensi pecahnya konflik Iran-Israel yang bisa memicu Perang Dunia Ketiga. Kini, ramalan itu mulai terbukti.
akarta – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, sempat menyampaikan peringatan terkait potensi memanasnya hubungan antara Iran dan Israel. Peringatan tersebut kini terbukti benar usai pecahnya konflik bersenjata pada pertengahan Juni 2025.
Prediksi Prabowo dalam Evaluasi Kerja
Dalam evaluasi kerja pada awal April 2025, Prabowo menyampaikan bahwa dunia tengah menghadapi situasi geopolitik yang tidak menentu dan berbahaya. Ia mengantisipasi dalam 5 hingga 8 bulan mendatang, dunia bisa saja menghadapi guncangan besar yang berpotensi memicu Perang Dunia Ketiga.
“Saya cukup bangga dengan pencapaian 150 hari kerja pertama, tapi saya juga melihat risiko tinggi ke depan, termasuk potensi pecahnya perang besar karena konflik global,” ujar Prabowo saat itu.
Potensi Perang Dunia dan Keterlibatan Negara Besar
Menurut Prabowo, konfrontasi berskala besar akan terjadi jika Amerika Serikat secara terbuka menyerang Iran demi membela Israel. Langkah ini, kata Prabowo, bisa memicu keterlibatan Rusia, yang dikenal sebagai sekutu kuat Iran. Dari situ, skenario Perang Dunia Ketiga bisa menjadi kenyataan.
“Ini sangat berbahaya. Saya pelajari setiap malam, dan semua analisis menunjukkan bahwa ketegangan ini nyata. Jika AS menyerang Iran, maka Rusia akan turun tangan,” kata Prabowo.
Sikap Indonesia: Non-Blok Tapi Tetap Terancam
Prabowo menegaskan bahwa posisi Indonesia sebagai negara non-blok sudah tepat. Namun, ia mengingatkan bahwa perang nuklir tetap akan berdampak global, termasuk ke Indonesia.
“Kita sudah non-blok, tapi kalau perang nuklir pecah, kita tetap terdampak. Mungkin tidak langsung, tapi perlahan,” jelas Prabowo.
Ia juga menambahkan bahwa penting bagi seluruh pihak di dalam negeri untuk menjaga persatuan dan bersiap menghadapi potensi ancaman global.
Eskalasi Terbaru Iran dan Israel
Ketegangan yang diprediksi Prabowo terbukti dengan serangan militer yang diluncurkan Iran ke Israel pada 13 Juni 2025. Serangan itu menjadi perbincangan global dan viral di berbagai media sosial. Konflik ini menjadi salah satu yang paling disorot dalam dekade terakhir dan masih terus berlangsung hingga kini.