Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menekankan bahwa penguatan stok beras dalam negeri harus menjadi prioritas utama sebelum mempertimbangkan ekspor. Meskipun produksi beras nasional melonjak signifikan, dengan stok saat ini mencapai 3,18 juta ton, pemerintah tetap berkomitmen memastikan kecukupan pangan bagi masyarakat Indonesia.
"Kita perkuat dulu stok dalam negeri," tegas Amran dalam Rapat Koordinasi Nasional bersama 37.000 Penyuluh Pertanian yang digelar secara hybrid di Jakarta, Sabtu (26/4/2025).
Pernyataan ini disampaikan menanggapi izin ekspor beras dari Presiden Prabowo Subianto, yang menyebut beberapa negara berminat mengimpor beras Indonesia. Namun, Amran menegaskan bahwa ekspor baru akan dipertimbangkan jika kebutuhan domestik benar-benar terpenuhi, mengingat ancaman ketidakstabilan iklim global.
"Yang terpenting, dalam negeri harus tercukupi dulu. Bahkan, kalau perlu, kita siapkan stok lebih banyak sebagai antisipasi. Iklim saat ini tidak bisa diprediksi," ujarnya.
Amran mengingatkan pentingnya belajar dari pengalaman negara seperti Jepang, Malaysia, dan Filipina yang pernah mengalami krisis pangan akibat cuaca ekstrem. Indonesia, menurutnya, harus waspada dan memastikan stabilitas produksi pangan nasional.
Sebelumnya, Presiden Prabowo menyatakan kesediaannya untuk mengekspor beras setelah mendapat permintaan dari sejumlah negara, termasuk Malaysia. "Saya izinkan ekspor beras, asalkan produksi kita mencukupi," kata Prabowo dalam peluncuran Gerakan Indonesia Menanam (Gerina) di Banyuasin, Sumatera Selatan (23/4).
Dengan kebijakan ini, pemerintah berupaya menyeimbangkan antara pemenuhan kebutuhan domestik dan peluang ekspor, sambil terus memperkuat ketahanan pangan nasional.
