Pakistan klaim India siap lakukan serangan militer dalam 36 jam. Ketegangan meningkat usai serangan di Kashmir. Dunia waspadai potensi perang besar.
Islamabad – Ketegangan antara India dan Pakistan memuncak pada Rabu (30/4/2025) setelah Menteri Informasi Pakistan, Attaullah Tarar, mengungkapkan bahwa negaranya memiliki intelijen kredibel yang menunjukkan India sedang mempersiapkan serangan militer dalam 24 hingga 36 jam ke depan.
Pernyataan tersebut datang tak lama setelah Perdana Menteri India, Narendra Modi, memberikan "kebebasan operasional penuh" kepada militer India untuk menanggapi serangan teror di Pahalgam, Jammu dan Kashmir, yang terjadi pada 22 April dan menewaskan 26 warga sipil.
Sebagai tanggapan, India menangguhkan Perjanjian Perairan Indus, menutup pos perbatasan Attari, membatalkan visa warga Pakistan, dan mengurangi jumlah staf diplomatik Pakistan di New Delhi. Pakistan merespons dengan menangguhkan Perjanjian Simla, mengadakan uji coba rudal, serta menghentikan perdagangan dan layanan visa dengan India.
Dengan kedua negara dalam status siaga tinggi, risiko eskalasi militer meningkat drastis. Militer India bahkan melaporkan baku tembak di sepanjang Garis Kontrol, sementara Pakistan mengklaim telah menembak jatuh drone India.
Perbandingan Kekuatan Militer India dan Pakistan
- Anggaran dan Personel: India memiliki 1,46 juta tentara aktif dan anggaran pertahanan sebesar US$79 miliar, jauh di atas Pakistan yang memiliki 654.000 tentara aktif dan anggaran sekitar US$7,6 miliar.
- Kekuatan Darat: India mengoperasikan lebih dari 4.200 tank dan hampir 150.000 kendaraan lapis baja, unggul jauh atas Pakistan yang memiliki 2.627 tank.
- Kekuatan Udara: India memiliki 2.229 pesawat, termasuk jet tempur Rafale dan Su-30MKI. Pakistan memiliki 1.399 pesawat, dengan armada utama F-16 dan JF-17.
- Angkatan Laut: India memiliki 293 kapal, termasuk dua kapal induk. Pakistan hanya memiliki 121 kapal dan tidak memiliki kapal induk.
- Senjata Nuklir: India mengandalkan rudal Agni-V (jangkauan 5.200+ km), sementara Pakistan memiliki Shaheen-III (jangkauan 2.750 km) dan tengah berupaya meningkatkannya dengan dukungan teknis dari Cina dan Belarus.
- Demografi dan Rekrutmen: India memiliki potensi rekrutmen tahunan 24 juta orang, dibandingkan Pakistan dengan 4,8 juta. Pasukan paramiliter India juga lebih besar, sekitar 2,5 juta personel.
India juga semakin memperkuat produksi pertahanan dalam negeri melalui program "Make in India", sementara Pakistan sangat bergantung pada dukungan militer dari Cina dan beberapa negara lain.
Situasi Diplomatik dan Upaya Mediasi
Di tengah meningkatnya ancaman, beberapa negara dan organisasi internasional menyerukan de-eskalasi. Iran menawarkan diri sebagai mediator, Arab Saudi turut mencoba menenangkan situasi, sementara Presiden AS Donald Trump menilai konflik ini akan berakhir "dengan satu atau lain cara."