Ducati lebih mendukung gaya balap Marc Marquez dalam pengembangan motor GP25. Bagnaia kesulitan beradaptasi jelang MotoGP Inggris 2025.
Silverstone - Menjelang seri MotoGP Inggris 2025, perdebatan soal arah pengembangan motor Ducati mencuat, khususnya soal siapa yang lebih diuntungkan: Marc Marquez atau Francesco Bagnaia.
Performa Marquez Kian Mentereng
Sejak bergabung dengan Ducati musim ini, Marc Marquez langsung menunjukkan dominasinya. Dalam enam seri awal, ia sukses meraih empat podium dan tiga kemenangan di balapan utama, serta menyapu bersih seluruh sprint race. Catatan itu membuat Marquez kini memuncaki klasemen sementara dengan 171 poin.
Sementara itu, Bagnaia yang sudah bergabung sejak 2021 justru tampil kurang meyakinkan. Ia hanya meraih satu kemenangan dan empat podium, tertahan di posisi ketiga klasemen, tertinggal 51 poin dari Marquez.
Bagnaia Kesulitan Adaptasi dengan GP25
Salah satu faktor yang membuat Bagnaia tertinggal adalah kesulitannya memaksimalkan potensi motor Desmosedici GP25. Ia bahkan sempat kembali menggunakan motor versi lama pada seri MotoGP Americas karena tidak nyaman dengan performa GP25.
Pengembangan Mesin Dinilai Lebih Cocok untuk Marquez
Mantan teknisi Aprilia, Giulio Bernadelle, menilai bahwa arah pengembangan Ducati saat ini lebih menguntungkan Marquez. Menurutnya, karakter GP25 yang lebih agresif dengan rpm (putaran mesin) tinggi memberikan keunggulan akselerasi, namun menyulitkan pengendalian saat masuk tikungan.
"Mesin berputar lebih tinggi memang memberikan tenaga lebih besar, tapi engine break-nya juga jadi lebih tajam. Ini mungkin cocok untuk Marquez, tapi menyulitkan Bagnaia," ujar Bernadelle.
Ia menambahkan bahwa Ducati kemungkinan akan tetap menjadikan GP25 sebagai basis pengembangan motor musim depan. Jika arah ini dipertahankan, maka karakter motor akan semakin mirip dengan gaya balap Marquez.
"Bagi Marquez, ini bisa jadi keuntungan besar. Tapi untuk Bagnaia, ini justru menjadi tantangan berat," lanjutnya.
