Ketegangan India-Pakistan bermula dari sejarah perpecahan pascakolonial. Konflik Kashmir dan lahirnya Bangladesh jadi bagian penting dinamika kawasan.
New Delhi – Ketegangan antara India dan Pakistan kembali meningkat setelah India melancarkan serangan rudal ke beberapa wilayah di Pakistan dan Kashmir yang dikuasai Pakistan pada Rabu pagi, 7 Mei 2025. Ledakan terdengar di sejumlah titik seperti Bahawalpur, Muridke, Bagh, Muzaffarabad, dan Kotli, yang merupakan wilayah sengketa antara dua negara.
Konflik antara India dan Pakistan bukanlah hal baru. Ketegangan ini berakar dari sejarah panjang perpecahan anak benua India sejak akhir masa kolonial Inggris.
Awal Mula Perpecahan India, Pakistan, dan Bangladesh
Dikutip dari Al Jazeera, Senin (12/5/2025), wilayah anak benua India berada di bawah kendali Inggris sejak 1858 hingga 1947. Setelah kemerdekaan, wilayah tersebut dibagi menjadi dua negara: India yang sekuler dan mayoritas Hindu, serta Pakistan yang mayoritas Muslim, yang terdiri dari dua wilayah terpisah secara geografis—Pakistan Barat dan Pakistan Timur.
Proses pemisahan ini memicu salah satu migrasi terbesar dan paling berdarah dalam sejarah. Sekitar 15 juta orang terpaksa berpindah, dan diperkirakan 200 ribu hingga dua juta orang tewas dalam konflik komunal antara umat Muslim, Hindu, dan Sikh.
Kashmir, wilayah mayoritas Muslim, menjadi pusat konflik utama. Pada Oktober 1947, ketika kelompok bersenjata dari Pakistan menyerang wilayah itu, penguasanya meminta bantuan India. India bersedia membantu dengan syarat Kashmir bergabung secara resmi dengan India. Sejak itu, wilayah Kashmir terbagi: Pakistan menguasai bagian barat, India bagian tengah dan selatan, sementara dua wilayah kecil di utara dikuasai Tiongkok.
Pada 1965, perang kedua meletus ketika sekitar 30.000 tentara Pakistan yang menyamar sebagai warga sipil menyusup ke wilayah Kashmir milik India. India kemudian membalas dengan menyerbu wilayah Lahore. Konflik berakhir tanpa pemenang melalui gencatan senjata dan ditindaklanjuti dengan Perjanjian Tashkent tahun 1966 yang difasilitasi Uni Soviet.
Tahun 1971, konflik kembali pecah saat terjadi perselisihan antara Pakistan Barat dan Pakistan Timur. Presiden Pakistan saat itu, Zulfikar Ali Bhutto, menolak memberikan jabatan perdana menteri kepada Sheikh Mujibur Rahman, pemimpin dari Pakistan Timur yang menang pemilu. Ketegangan meningkat dan akhirnya India turut campur, yang berujung pada kemerdekaan Pakistan Timur sebagai negara baru bernama Bangladesh pada Desember 1971.
Tajuddin Ahmad kemudian menjabat sebagai perdana menteri pertama Bangladesh dari 16 Desember 1971 hingga 12 Januari 1972.