Hamas Siap Gencatan Senjata 5 Tahun dan Bebaskan Sandera, Gaza Masih Dilanda Krisis

 

Kairo — Hamas menyatakan kesiapannya untuk mencapai kesepakatan guna mengakhiri perang di Gaza, dengan syarat semua sandera Israel dibebaskan dan tercapai gencatan senjata selama lima tahun. Pernyataan ini disampaikan saat delegasi Hamas melakukan pembicaraan dengan mediator Mesir di Kairo, Sabtu (26/4/2025).

Menurut laporan Channel NewsAsia, pejabat Hamas yang berbicara secara anonim menyebutkan bahwa kelompok tersebut siap untuk pertukaran tahanan dalam satu gelombang dan menyetujui gencatan senjata lima tahun.

Diskusi ini berlangsung di tengah serangan udara Israel yang menewaskan sedikitnya 40 orang di Gaza. Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan bahwa persediaan makanan dan obat-obatan di wilayah tersebut hampir habis.

Sebelumnya, Hamas menolak proposal Israel yang hanya menawarkan gencatan senjata 45 hari sebagai imbalan atas pembebasan 10 sandera. Hamas menegaskan bahwa kesepakatan harus bersifat komprehensif, termasuk penghentian perang, penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza, dan peningkatan bantuan kemanusiaan.

Pejabat Hamas Mahmud Mardawi menegaskan bahwa kali ini mereka menuntut jaminan internasional mengenai berakhirnya perang. Pejabat senior Hamas, Osama Hamdan, juga menyatakan bahwa usulan apa pun yang tidak mencakup penghentian permanen perang tidak akan dipertimbangkan.

Serangan Terbaru di Gaza

Pada Sabtu, serangan udara Israel kembali mengguncang Gaza. Menurut Mohammed al-Mughayyir dari pertahanan sipil, sedikitnya 40 orang tewas, termasuk 10 anggota keluarga Khour yang rumahnya dihantam di Kota Gaza.

Belasan orang lainnya dilaporkan terperangkap di bawah reruntuhan. Di wilayah lain Gaza, serangan tambahan menewaskan 25 orang.

Militer Israel mengklaim telah menyerang lebih dari 1.800 target sejak operasi dilanjutkan pada 18 Maret, dan menyatakan ratusan "teroris" tewas.

Situasi Kemanusiaan Memburuk

Sejak dimulainya kembali konflik, lebih dari 2.111 warga Palestina tewas, meningkatkan total korban di Gaza menjadi 51.495 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan di wilayah tersebut.

Sementara itu, serangan Hamas yang memicu perang telah menyebabkan 1.218 kematian di pihak Israel, sebagian besar warga sipil.

Dalam sebuah wawancara, mantan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengakui bahwa beberapa warga Israel yang tewas pada 7 Oktober 2023 kemungkinan dibunuh oleh helikopter Israel sendiri dalam upaya mencegah penculikan.

Saat ini, sekitar 58 sandera masih ditahan di Gaza, dengan 34 di antaranya dinyatakan tewas.

Krisis Bantuan Pangan

Program Pangan Dunia (WFP) PBB memperingatkan bahwa dapur umum di Gaza hampir kehabisan persediaan. Antrean panjang terlihat di depan dapur umum, sementara pasar-pasar kehabisan tepung dan roti.

Wael Odeh, warga Gaza utara, mengatakan, "Tidak ada makanan di dapur umum, tidak ada makanan di pasar." Jonathan Whittall dari Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan menyebut warga Gaza "sedang sekarat," dan menekankan pentingnya mempertahankan martabat manusia di tengah krisis ini.

Post a Comment

Previous Post Next Post