Jakarta – Polemik seputar keaslian ijazah mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus bergulir. Pada Kamis, 17 April 2025, sekelompok massa dari Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) mendatangi kediaman Jokowi untuk meminta klarifikasi atas keabsahan ijazahnya dari jenjang SD hingga kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Jokowi Tunjukkan Ijazah, Tapi Tak Izinkan Difoto
Sejumlah wartawan yang hadir di depan rumah Jokowi—ayah dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka—diizinkan masuk untuk melihat langsung dokumen ijazah. Namun, mereka harus menyerahkan ponsel dan kamera sebelum masuk. Jokowi memperlihatkan dua map berisi ijazah SD hingga SMA serta ijazah dari Fakultas Kehutanan UGM.
“Saya tunjukkan semua ijazah saya, dari SD sampai S1. Tapi jangan difoto, ya,” ujar Jokowi kepada wartawan.
Salah satu wartawan sempat menanyakan soal foto Jokowi yang memakai kacamata dalam ijazah UGM. Jokowi menjawab, “Dulu saya pakai kacamata karena mata minus, tapi kacamatanya pecah dan saya tak sanggup beli lagi.”
TPUA Lengkapi Laporan Dugaan Ijazah Palsu ke Bareskrim
Wakil Ketua TPUA, Rizal Fadillah, menyatakan bahwa pihaknya akan menyerahkan bukti tambahan ke Bareskrim Polri terkait dugaan pemalsuan ijazah Jokowi. Laporan awal telah disampaikan sejak 9 Desember 2024, dan bukti terbaru diklaim berasal dari hasil investigasi Roy Suryo dan Rismon Hasiholan Sianipar.
“Kami berencana kembali ke Bareskrim awal pekan depan untuk menyerahkan bukti dari penelusuran kami di UGM dan Solo,” kata Rizal kepada Tempo, Jumat (18/4/2025).
Salah satu temuan utama adalah perbedaan istilah pada lembar pengesahan skripsi. Dokumen milik Jokowi menggunakan istilah “tesis” untuk jenjang S1, sedangkan dokumen dari tahun yang sama konsisten menggunakan istilah “skripsi” atau “sarjana”.
Roy Suryo: Ada Kejanggalan dalam Skripsi Jokowi
Pakar forensik digital dan telematika Roy Suryo mengklaim menemukan beberapa kejanggalan dalam dokumen skripsi Jokowi. Ia menyebut proses penelusuran ke UGM sempat berlangsung tegang dan tidak transparan.
“Skripsi Jokowi awalnya tidak bisa langsung dilihat, padahal UGM dikenal sebagai kampus dengan keterbukaan informasi tertinggi kedua di Indonesia,” ujar Roy, Selasa (15/4/2025).
Ia membandingkan dengan Erasmus Universiteit di Belanda, di mana salinan ijazah Mohammad Hatta bisa diakses publik sebagai bentuk penghormatan dari kampus tersebut.
“Tidak perlu sembunyi di balik Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik atau UU Perlindungan Data Pribadi,” tegasnya.
UGM Siap Buka Data Jika Diminta Pengadilan
Wakil Rektor I UGM, Wening Udasmoro, menyatakan bahwa pihak kampus siap memberikan data terkait riwayat akademik Jokowi apabila diminta secara resmi oleh pengadilan.
“UGM hanya akan memberikan data jika ada perintah pengadilan. Untuk saat ini, data pribadi mahasiswa tetap dilindungi,” kata Wening, Selasa (15/4/2025).
UGM juga kembali menegaskan bahwa Jokowi adalah alumni resmi Fakultas Kehutanan dan dinyatakan lulus pada 5 November 1985.
Tim Hukum Jokowi Pertimbangkan Langkah Hukum
Kuasa hukum Jokowi, Firmanto Laksana, mengatakan pihaknya tengah mengkaji kemungkinan melaporkan sejumlah pihak atas tuduhan pemalsuan ijazah. Beberapa nama telah dikantongi, meskipun belum diumumkan ke publik.
“Siapa pun yang menyebarkan tuduhan tak berdasar dan menciptakan kegaduhan akan kami proses secara hukum,” ujar Firmanto kepada Tempo, Selasa (15/4/2025).
Ia juga menyebut bahwa nama Rismon Hasiholan Sianipar—yang sebelumnya menyebarkan video analisis dokumen Jokowi di YouTube—masih dalam pertimbangan untuk dilaporkan.
Untuk informasi terkini seputar polemik politik dan klarifikasi tokoh publik, ikuti terus kanal Berita Nasional & Politik kami.